Secangkir susu & Sepotong roti
Pada malam yang pekat, ada
seorang pemuda sedang berlari di tengah hujan badai.Ia kemudian berteduh pada
teras sebuah rumah. Kemudian ia beristirahat. Tubuhnya dingin dan merasa lelah.
Tak lama kemudian empunya
rumah keluar, perempuan setengah baya. Melihat ada empunya rumah, pemuda tadi
cepat-cepat mohon ijin dengan sopan. "Maaf, Bu. Saya hanya numpang
berteduh. Mohon Ibu mengijinkan."
Perempuan itu menganggukan
kepala dan tersenyum bijak, lalu bergegas masuk ke rumah.Tak lama
berselang ia menghampiri pemuda tadi dengan membawa secangkir susu hangat dan
sepotongg roti.
"Nak, ini ada
secangkir susu dan sepotong roti untuk menghangatkan perutmu. Itu makanan yang
ibu punya," kata perempuan pemilik rumah. Agak malu-malu, pemuda itu
menghabiskannya. Begitu perutnya terisi, ia merasakan tubuhnya terasa hangat
dan badannya terasa segar.
Tahun pun berganti. Pada
suatu hari, pada sebuah rumah sakit kota besar, ada seorang perempuan tua
sedang ditandu karena kondisi yang kritis akibat penyakitnya. Untuk
menyelamatkan nyawa perempuan tua itu, dokter rumah sakit memutuskan melakukan
tindakan operasi.
Beberapa hari kemudian,
setelah selesai menjalani operasi, perempuan tua itu terlihat tidak tenang
karena memikirkan biaya operasi.
"Bagaimana aku bisa
membayarnya?" tanyanya dalam hati. Ia memberanikan diri bertanya kepada
seorang perawat tentang biaya pengobatannya.
Tak lama kemudian, sang
perawat kembali mendatanginya sambil membawa sepucuk surat. Perempuan tua itu
lalu membaca surat itu, sesekali melihat ke arah perawat tadi.
" Ibu yang baik.
Perkenalkan saya adalah dokter kepala yang mengoperasi dan merawat ibu. Ibu
tidak perlu khawatir tentang biaya. Seluruh biaya pengobatan telah saya lunasi.
Ini sebagai tanda terima kasih saya atas pemberian secangkir susu dan sepotong
roti yang pernah ibu berikan dahulu. Saya adalah pemuda yang pernah berteduh di
teras rumah ibu.Semoga Tuhan memberi kesehatan dan umur panjang kepada
ibu."
Selesai membaca surat itu,
meneteslah air matanya, terharu bercampur lega.Perempuan tua itu tak pernah
menyangka bahwa perbuatan yang dianggap kecil dan tanpa pamrih yang pernah
dilakukan pada masa silam, ternyata membuahkan kebaikan yang tidak terkira.
Bukan hanya jiwanya terselamatkan , tapi seluruh biaya pengobatannya telah
dilunasi.
Para pembaca
budiman,
Kisah ini mengajarkan
kepada kita akan pentingnya berbuat baik, sekecil apapun.
Ada kata
mutiara,"orang yang berbuat baik, walau rezeki belum tiba, tetapi bencana
telah menjauhinya".Kata - kata mutiara itu menunjukan bahwa keberuntungan
bisa diciptakan dan dimiliki oleh siapapun. Namun keberuntungan tidak muncul
tiba-tiba, melainkan melalui sebab-sebab yang kita ciptakan.
Salah satu pengundang
keberuntungan adalah perbuatan baik kepada sesama. Jika perbuatan baik dapat
menghindarkan kita dari mara bahaya, berarti perbuatan baik pasti membawa
keberuntungan. Sebaliknya, perbuatan zalim sudah pasti menutup pintu-pintu
rezeki, dan cepat atau lambat pasti mendataangkan bencana.
Mari kita bersihkan hati
dan jauhi niat-niat melakukan perbuatan jahat, tidak menyenangkan, menyakiti
orang lain, merendahkan harga diri dan martabat orang lain.
Setiap kali adaa hasrat
atau pikiran tak terkendali yang mengarah pada perbuaatan jahat, ingatlah
selalu kalimat ini:
"Orang yang suka
berbuat jahat akan dijauhi rezeki dan didekati bencana, sementara orang yang
suka berbuat baik dijauhi bencana dan didekati rezeki."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar